Selamat Datang Di Blog Mesuji Tersenyum

PENCEMARAN DI MESUJI

PENCEMARAN SUNGAI Mesuji Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI ) Sumatera Selatan berdampak terhadap penghasilan masyarakat yang bermata pencaharian menangkap ikan. Mat Rawas salah seorang penduduk Desa Penatang Panggang, dikediamannya mengatakan bahwa sudah satu minggu ini dirinya tidak melakukan aktifitasnya sebagai nelayan, karena sungai dimana dirinya menggantungkan hidup telah tercemar limbah hitam pekat dan mengeluarkan bau tidak sedap yang diduga akibat limbah sawit oleh PT. MBJ. Padahal sebelum pencemaran itu Mat Rawas dapat mengantongi Rp 200.000,- per harinya.
“Ikan mati jadi dak ado yang kami tangkap, cak mano kami dapat penghasilan,” kata Mat Rawas yang didampingi rekan rekan sesama nelayan kepada buanasumsel.com.
Yang lebih memprihatinkan kata Udin, rekan Mat, kondisi kanal yang dibuat oleh PT MBJ dan anak Sungai Melinting di daerah itu tidak tampak lagi kehidupan ikan di sana, dan ini sudah puluhan tahun terjadi, ditambahlagi lokasi aliran kanal dan sungai Melinting itu terletak di semak belukar dan jauh dari pemukiman penduduk.
Menurut Udin, para nelayan yang mengetahui prihal itu setiap tahunnya mendapat konpensasi tutup mulut dari perusahan MBJ.
“Setiap kami dapat konpensasi kami di foto mereka dan kami idak ngerti apa tujuan dana itu dan ngapo kami difoto,” pengakuan Udin.
Sementara Hairul yang saat itu sedang berada di lokasi penutupan Sungai Melinting mengatakan, bila pemerintah tidak sigap menanggapi ini, mereka akan mendemo pabrik MBJ dan bila perlu kami akan tutup secara paksa
Abdul Kasir Kades Pematang Panggang mengatakan beberapa hari yang lalu memang ada warganya yang melaporkan peristiwa banyak ikan yang mati di Sungai Mesuji. “Saya sudah mengecek langsung apa yang dilaporkan warga. Dan hal itu sudah saya laporkan pada pihak atasan saya, camat, dan pihak polsek Mesuji.”
Sedangkan menurut Sutikno, manajer PT MBJ, membantah keras bahwa pencemaran itu berasal dari pabrik MBJ. “Kami punya pengendalian limbah yang sangat bagus dan setiap tiga bulan sekali kami selalu mengadakan pengecekan  dan memeriksa air limbah kami,” ujarnya sambil memperlihatkan hasil laboratorium limbah
Sementara itu menurut Rosidi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup mengatakan, “Peralatan kami belum memadai dan tidak ada tenaga ahlinya mengenai limbah itu. Tetapi kami telah memberikan sample air limbah tersebut kepada Bappedal Provinsi dan hasilnya belum diketahui. Kalaupun ada masyarakat yang keberatan laporan tersebut, silahkan melaporkan ke pihak yang berwajib, karena kalau benar ada, limbah tersebut, sudah di atas ambang rata-rata dari ketentuan yang berlaku.” (Bra)

0 komentar:

Posting Komentar